Belajar dari Tukang Kayu dan Kera


 
Ilustrasi
Syahdan, pada suatu hari ketika seekor kera melihat tukang kayu yang sedang asik membelah kayu dengan menggunakan dua buah pasak. Cara yang digunakan oleh si tukang kayu untuk membelah batang kayu itu begitu unik karena ia membelahnya  dengan cara menaiki batang kayu itu dan kemudian melesatkan pasak pada celah belahannya sehingga sedikit demi sedikit, batang kayu itu pun terbelah. Dan demi melihat itu si Kera pun merasa takjub luar biasa karan baru pada saat itulah ia melihat cara manusia membelah kayu.
  
             Tak lama kemudian, si tukang kayu beranjak meninggalkan tempat itu untuk suatu keperluan dan membiarkan batangan kayu yang belum selesai ia belah tergeletak begitu saja dengan kedua bilah belahannya meregang terganjal pasak.

Karena tak kuasa menahan rasa penasaran yang mengusik hatinya, maka sikera yang melihat si tukang kayu pergi meninggalkan pekerjaannya itu pun segera mendekati batang kayu yang masih menganga itu, dan kemudian langsung naik ke atasnya dengan ekor yang menjuntai si antara kayu yang meregang. Lalu denga bodohnya, kera itu menarik kuat- kuat pasak pengganjal batang kayu itu sehhingga kedua bilah belahannya pun langsung menjepit ekor si kera yang memang tergolek tepat di celah belahan.

Bukan main sakit yang di rasakan oleh si kera ketika ekornya terjepit di belahan kayu itu .kera dungu itu pun menjerit sejadi- jadinya karna tak kuasa menahan sakit sampai akhirnya jatuh pingsan .

Tak lama kemudian, si tukang kayu telah kembali ke tempat itu  untuk meneruskan pekerjaannya. Namun ,betapa terkejutnya ia ketika melihat seekor kera tergeletak tak sadarkan diri dengan ekor yang terjepit kayu yang sedang dibelahnya .maka, dengan serta merta tukang kayu itu pun langsung memukuli sekujur tubuh kera tersebut yang rasa sakitnya jauh lebih berlipat ganda di bandingkan rasa sakit ekor yang terjepit kayu.

Untuk kalian para pembaca setia, dapatkah kalian menemukan pesan tersirat didalam kisah ini…?
Bahwa sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang bukan maqomnya begitulah jadinya. Sebagaimana yang alami oleh sang kera dungu tersebut, seperti yang dituturkan dalam sebuah peribahasa: “Sudah jatuh tertimpa tangga”. Nah dari situ kita koreksi pada diri kita, adakah diantara kita  pernah mengalami kejadian seperti kisah di atas…?.
Jawabannya ada pada diri kalian semua. Maka dari itu jangan lah kita lakukan hal itu agar tak ada penyesalan di masa yang akan datang.

Dikutip Dari Terjemah Kitab Kalilah Wa Dimnah

Karya spektakuler dari seorang brahmana  Hindustan bernama Baidaba

Comments

Popular posts from this blog

Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi

Pondok Pesantren Nurul Furqon

7 Fenomena Alam Super Keren